بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ وَ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ, أَمَّا بَعْدُ.
Sesungguhnya termasuk ibadah yang
mulia di sisi Allah , ketika kita sakit kemudian kita berikhtiar
dengan obat dan berdoa memohon kesembuhan kepada Allah dengan doa-doa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW . Sebagaimana beliau bersabda :
تَدَاوَوْا
عِبَادَ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لَمْ يُنْزِلْ دَاءًا إِلَّا وَأَنْزَلَ مَعَهُ دَوَاءًا
“Berobatlah
wahai hamba-hamba Allah! Karena Allah tidak pernah menurunkan penyakit kecuali
Dia turunkan pula obat bersamanya.”
Perintah Nabi
yang sangat jelas ini mendorong kita untuk
menggunakan segala sarana terapi yang diperbolehkan oleh syariat. Terlebih secara
khusus Rasulullah
pernah memerintahkan umatnya dalam mengobati
suatu penyakit dengan bacaaan Al-Qur’an, beliau bersabda :


عَلَيْكُمْ
بِالشِّفَاءَيْنِ اَلْقُرْآنِ وَالْعَسَلِ
“Hendaklah kamu
sekalian berobat dengan dua obat yaitu Al-Qur’an dan madu!”
Ketika kita melakukan terapi dengan bacaan Al-Qur’an dan doa, bukan
berarti kita berlepas diri dari ilmu kedokteran modern karena memanfaatkan
hasil penelitian ilmu kedokteran dan sarana terapi modern adalah bagian sunnah
Nabi
yang beliau anjurkan pula dalam sabdanya :

“Hikmah adalah barang yang hilang dari seorang mukmin, maka
dimanapun ia menemukannya, ialah yang paling berhak atasnya.”
Kemanjuran terapi penyakit dengan Al-Qur’an, doa dan ikhtiar mengonsumsi
obat menjadi sarana terapi yang istimewa. Karena kita tidak hanya sembuh dari
penyakit fisik atau nonfisik, akan tetapi kita juga mendapat nasihat-nasihat
Al-Qur’an, nilai hidayah yang terkandung di dalamnya dan turunnya rahmat Allah
bersamanya. Hal ini dirangkum dalam sebuah firman-Nya :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ
رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ قُلْ
بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا
يَجْمَعُونَ
“Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman. Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus 57-58)
Syaikh Ibnul
Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi menjelaskan bahwa Al-Qur’an
sebagai syifa’ (obat / penawar) segala macam penyakit baik yang bersifat fisik
ataupun psikis. Kandungan ruqyah syar’iyyah adalah bacaan ayat dan doa suci
dengan khusyuk dan ikhlas mengharap ridha Allah
. Sudah banyak testimoni yang menjelaskan
bahwa Al-Qur’an sebagai obat terbaik bagi orang yang beriman, berjuta-juta umat
manusia telah mendayagunakan terapi ini.

Terapi Al-Qur’an
dan doa adalah terapi yang seharusnya mampu dilakukan oleh setiap muslim, tanpa
ada efek samping, siap digunakan di segala keadaan, setiap tempat dan segala
kondisi. Maka kesalahan besar jika kita hanya berpegang pada ilmu kedokteran
semata dengan mengabaikan Ruqyah Syar’iyyah karena akan menyia-nyiakan kebaikan
yang banyak. Kemudian terapi yang kita lakukan dengan Al-Qur’an tidak akan ada
ruginya dan tidak pula membawa suatu bahaya justru akan mendatangkan pahala dan
kebaikan yang berlipat ganda. Wallahu a’lam bis showab.
(Dikutip dari buku 'Menjadi Muslim Sehat & Hebat dengan Ruqyah Syar'iyyah')
(Dikutip dari buku 'Menjadi Muslim Sehat & Hebat dengan Ruqyah Syar'iyyah')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar