Sabtu, 05 Oktober 2019

3 Jenis Dengki, Waspadalah !!!


Pembaca yang budiman, ada 3 kedengkian menurut Imam Ibnu Rojab. Beliau menjelaskan kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam:
“Kedengkian itu sesuatu yang ditetapkan dalam tabiat manusia. Itu artinya manusia tidak suka ada orang lain yang lebih tinggi dari dirinya dalam hal keutamaan-keutamaan. Dalam hal kedengkian, manusia terbagi menjadi 3 golongan :

1.       Golongan pertama adalah orang dengki yang berusaha melenyapkan nikmat yang ada di orang yang dia dengki. Dia melakukan perbuatan jahat kepada orang tersebut baik dengan perkataan maupun perbuatan. Di tingkat ini ada dua macam:
   a. Orang dengki yang berusaha memindahkan nikmat orang lain pada dirinya.
   b. Orang dengki yang berusaha melenyapkan nikmat orang lain saja, tanpa memindahkan pada dirinya. Tipe ini yang terbanyak, ini adalah dengki yang tercela lagi dilarang. Ini jenis dengkinya Iblis kepada Nabi Adam AS.  Iblis memandang Adam AS telah mengungguli malaikat, disebabkan Adam telah Allah ciptakan langsung dengan tangan-Nya dan para malaikat bersujud kepadanya. Allah juga telah mengajari nama-nama segala sesuatu kepada Adam dan menempatkannya di sisi-Nya. Karena itulah Iblis terus menerus berusaha mengeluarkan Adam dari surga. Sehingga akhirnya Adam pun terusir dari surga.

2.       Golongan kedua adalah orang yang dengki terhadap nikmat yang ada di orang lain. Tetapi dia tidak mengikuti rasa dengkinya itu dengan melakukan perbuatan jahat kepada orang yang didengki, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dia ingin memperoleh kelebihan-kelebihan seperti yang ada pada orang lain melalui usaha dan berharap bisa seperti orang tersebut. Dia pun tidak memiliki keinginan agar nikmat orang lain itu lenyap. Dengki yang semacam ini lebih tepat disebut ghibthoh. Disebut dengan hasad (dengki) hanyalah sebuah gaya bahasa. Gaya bahasa semacam ini disebut dengan isti’aroh.
Apabila kelebihan-kelebihan yang dia inginkan itu dalam masalah keduniaan, maka tidak ada kebaikannya. Namun apabila yang dia inginkan itu kelebihan-kelebihan dalam masalah agama, maka hal itu baik. Karena Nabi Muhammad SAW pun menginginkan mati syahid di jalan Allah berulang kali.

3.       Orang dengki golongan yang ketiga adalah orang yang apabila mendapati dalam dirinya ada rasa dengki, dia berusaha menghilangkan rasa itu. Berbuat baik kepada orang yang didengki dengan berusaha memulai berbuat baik lebih dulu. Mendoakannya, menyebarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh orang yang dia dengki dan berusaha mencintai orang yang didengkinya karena muslim yang dia dengki itu lebih baik dan lebih utama dari dirinya. Perbuatan semacam ini termasuk wujud ketinggian derajat iman yang dimilikinya. Pemilik karakter yang semacam ini adalah mukmin yang sempurna yang mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.

Pembaca yang budiman,
Semoga Allah Ta’ala menjaga kita dan keluarga kita dari sifat yang buruk ini dan menjadikan hati kita lapang dan senantiasa mendoakan kebaikan bagi sesama kaum muslimin, aamiin...

Senin, 08 April 2019

BISMILLAH, SAYA BISA TAHAJJUD !!!

Pembaca yang budiman,

Seringkali kita berjanji dalam hati untuk bisa menjalankan ibadah sunnah yang mulia ini. Namun, selalu saja ada alasan untuk meninggalkannya yang terkadang tak masuk akal. Padahal sejatinya, alasan-alasan yang muncul dari dalam hati kita itu hanyalah bentuk dari kemalasan yang dipelihara.
Bertahun-tahun sudah mimpi untuk bisa shalat Tahajjud secara rutin tak pernah terealisasi dan kita sering menyesal atas kelalaian itu. Padahal, tak habis-habisnya nasihat dan motivasi telah kita dengar dan baca.

Maka, yakinkan dulu diri kita bahwa kita mampu melaksanakan Tahajjud selama 90 hari penuh tanpa henti seharipun. Kita yakin akan SUKSES melakukan hal itu. GAGAL banyak disebabkan karena kita YAKIN GAGAL dan SUKSES banyak disebabkan karena kita YAKIN SUKSES.
Untuk itu, mulailah bertanya kepada diri kita sendiri. Berikut ada 30 pertanyaan untuk menyadarkan kita dan mampu menaklukkan rasa malas, kantuk dan berjuta alasan lainnya.

1.       Apa yang saya inginkan dari Tahajjud?
2.       Untuk apa saya harus Tahajjud?