Kisah kali ini kami dapatkan dari salah satu pasien yang kami ruqyah pada bulan Romadhon 1441 H kemarin. Sebutlah namanya Sandi. Awalnya dia tertarik pada salah satu temannya perempuan yang indigo, Wati. Dia tertarik karena Wati bisa menerawang orang, mengetahui dunia lain, bahkan bisa memprediksi kejadian yang akan datang, juga beberapa ilmu sakti lainnya.
Lalu Sandi mengutarakan isi hatinya pada Wati bahwa ia ingin ikut belajar agar bisa juga memiliki ilmu seperti Wati.
“Oke, tapi kamu harus sanggup melewati 7 level belajarnya yah..!!” jawab Wati.
Sebenarnya Sandi itu baik dan agamis, dia menganggap ilmu yang didapatkan Wati itu tidak bertentangan dengan syariat Islam, karena hanya mengamalkan dzikir-dzikir tertentu dan wiridan. Ternyata itu hanya berlaku di level 1 dan 2. Ketika Sandi mulai masuk di level ke 3, maka segala bentuk dzikir dan wirid nya sama sekali tidak ada bahasa arab alias menggunakan kejawen (bahasa jawa) semuanya.
Di sinilah Sandi mulai bertanya-tanya,
“Betulkah semua ilmu yang didapatkan dari Wati itu sesuai syariat Islam atau mungkin ada yang menyimpang yah?” tanya Sandi dalam hatinya.
Akhirnya pada suatu hari Sandi mendapatkan jawaban dan dia
berhenti total dari semua ritual dan level yang belum dia lakukan. Saat itu
Sandi diminta oleh Wati untuk melakukan ritual mengerikan dan nyeleneh, yaitu
memakan empedu kucing warna hitam, jam 12 malam di tengah-tengah kuburan. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Namun apalah daya, Sandi telah memulainya dan itu artinya dia telah membuka dirinya untuk bisa diakses oleh makhluk terkutuk syetan dari kalangan jin. Gangguan yang mulai dia rasakan ketika berhenti dari amalan indigo tersebut adalah :
“Saya kalau habis shalat Tahajjud, lalu salam, maka saya kaget minta ampun...tiba-tiba di sebelah saya persis ada pocong, jelas banget matanya merah. Kadang juga ada suara-suara mirip khas kuntilanak, seringkali si kunti menampakkan diri di balik jendela.” Cerita Sandi.
“Pak Ustadz, Romadhon ini saja saya Cuma kuat puasa sebelas hari, yang lain batal terus. Kalau saya keluar rumah, hawa nya bawaannya pengin makan banget di warung. Terus kalau dipaksakan di rumah, saya sampe lemes banget, ga bisa ngapa-ngapain. Jadi puasanya bolong-bolong deh.” Lanjut Sandi.
“Oiya, yang lebih ngeri lagi begini. Kadang pas saya makan di warung, lalu ada orang islam yang makan ga baca basmalah, maka saya lihat persis sebelah orang tersebut ada syetan yang ikut makan. Syetan itu kaya menyerap saripati dari makanan sehingga yang dimakan orang tersebut itu tinggal ampasnya, ga ada barokahnya. Yang lebih horor lagi, kalau saya lihat ada orang cina makan pake tangan kiri. Demi Allah, saya mau muntah aja rasanya. Udah kafir, ga baca basmalah, pake tangan kiri lagi. Itu pasti syetan yang ikut makan ga cuman satu, tapi bisa tiga sampai lima syetan. Semuanya lebih jelek dan buruk rupa dari syetan yang ikut makan dengan orang islam yang ga baca basmalah tadi. Udah gitu iler-iler dan darahnya sampai netes-netes di meja makan.Wwuuueeekkkk...asli mending saya hadap tembok daripada lihat orang cina lagi makan di warung.” Sandi bercerita.
Bismillah, akhirnya Sandi kami ruqyah bergantian. Ada 3 orang yang meruqyahnya saat itu. Alhamdulillah, Allah berikan kemudahan dan kesembuhan pada dia.
“Alhamdulillah ustadz, setelah kemarin diruqyah, hari ini buat dzikiran enteng banget, dimanapun, kapanpun saya bisa berdzikir. Begitu juga untuk puasa, alhamdulillah.... hari ini saya bisa puasa full sampai maghrib. Enteng kuat dan ga ada bisikan-bisikan lagi untuk ngajak makan di warung. Dan untuk berhubungan dengan istri juga lebih terasa nikmat daripada sebelumnya ustadz. Alhamdulillah, saya bersyukur banget, makasih ya pak Ustadz.” Testimoni dari Sandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar