Sahabat yang berbahagia,
Dalam dunia ruqyah, terkadang kita merasa kesulitan dalam mengeluarkan diri kita dari sumber masalah karena kita tidak memahami apa yang terjadi dalam jiwa kita. Masalah-masalah yang terjadi, sesungguhnya terjadi pada saat jiwa telah memburu selain Allah SWT. Sesuatu yang telah menguras pikiran, energi, waktu dan segala yang kita miliki. Karena sesuatu itu, kita berkorban lebih dan berjuang lebih. Yang seharusnya hal itu hanya untuk Allah SWT sebagai Robb kita dan Islam agama kita.
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ [٩:٢٤]
Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
Segala sesuatu yang diburu dan menjadi puncak kecenderungan hati maka dia akan menjadi sumber masalah.Sesuatu yang paling diburu, justru menjadi derita di kemudian hari. Mengapa? Karena kita memposisikan dia itu lebih dari Allah SWT dan RasulNya.
Pada sesuatu yang kita buru itulah ujian mulai dihadirkan. Pada sesuatu yang diinginkan oleh jiwa itulah masalah mulai datang bermunculan.
Apa yang dicenderungi hati, maka di situ ada ujian. Apa yang dicintai hati maka di situ awal suatu musibah bermula.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ [٣:١٤]
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). "
Apa kaitannya dengan terapi ruqyah ?
Jika ruqyah dilakukan sedang jiwa masih menikmati obsesi semu yang berlebih, maka ruqyah pun akan sulit terlihat hasilnya. Dan jika obsesi seorang pasien yang diruqyah telah benar bahwa obsesi dan tujuan besar dalam hidupnya hanya untuk Allah SWT dan RasulNya, maka ruqyah pun akan lebih efektif dan terlihat maksimal hasilnya, in syaa Allah.
Bagaimana jalan keluarnya ?
1. Ubahlah apa yang menjadi obsesi diri.
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِنْ ذَٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَأَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ [٣:١٥]
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?". Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya."
2. Sesali masa lalu, bertaubatlah kepada Allah karena telah mengisi hari-hari dengan obsesi-obsesi semu selainNya.
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [٣:١٦]
(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,"
3. Beramal kebaikan untuk meraih dan membuktikan obsesi hakiki.
الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ [٣:١٧]
(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.
(Buku Lalat dan Sampah, hal. 101-104 dengan sedikit penambahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar