Di
antara ciri-ciri perdukunan yang saya dapatkan informasinya dari para pasien
yang bertobat atau dukun-dukun yang bertobat, kemudian saya teliti antara lain
sebagai berikut :
1. Membutuhkan informasi
tentang pasien atau orang yang dimaksud dengan menanyakan namanya dan nama
ibunya untk dijadikan bahan ramalannya. Ini sebagai doktrin kufur setan yang
tidak mengakui adanya pernikahan yang sah secara syariat maka nasab anak
dinisbatkan kepada ibunya.
2. Menanyakan hari lahir dan pasarannya (Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage) atau orang Jawa sering menyebutnya weton (hari lahir dan pasarannya), termasuk waktu lahirnya pagi, sore, siang atau malam untuk dikaitkan dengan nasibnya. Maka banyak perhitungan dukun yang membatalkan pernikahan seseorang karena tidak cocok dengan perhitungan hari lahir calon pasangannya.
2. Menanyakan hari lahir dan pasarannya (Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage) atau orang Jawa sering menyebutnya weton (hari lahir dan pasarannya), termasuk waktu lahirnya pagi, sore, siang atau malam untuk dikaitkan dengan nasibnya. Maka banyak perhitungan dukun yang membatalkan pernikahan seseorang karena tidak cocok dengan perhitungan hari lahir calon pasangannya.
3.
Memberikan mantra-mantra,
terkadang ayat tertentu dengan dibalik dan doa dengan menyebut nama jin
tertentu, atau membaca mantra dan simbol-simbol tertentu sebagai pengganti
mantranya agar diamalkan secara khusus dengan cara dan hitungan khusus.
4.
Meminta sesaji apa pun
bentuknya, baik kemenyan, bunga-bungaan, buah-buahan, binatang, telur, benda
mati dan sebagainya. Kemudian letakkan di tempat khusus yang ditentukannya.
5.
Memberikan jimat, rajah,
wifiq, haikal dengan tulisan arab, benda-benda yang dianggap pusaka, potongan
kayu, selembar kain, atau rajah yang dibungkus rapi dimasukkan dalam ikat
pinggang, dompet, digantung dan sebagainya.
6.
Memberi informasi gaib
tentang keberadaan makhluk gaib dengan ciri-ciri atau karakternya atau
memberitahukan posisi orang yang kabur, posisi pencuri dan keberadaan barang
yang hilang.
7.
Menunjukkan bahwa dirinya
punya kekuatan ghaib, bantuan malaikat, atau bantuan jin, tenaga dalam,
kebatinan, transfer energi positif atau membuang energi negatif, pengobatan
jarak jauh, bahkan hanya dengan mendengar suara via telepon sudah bisa
mendeteksi penyakit-penyakit pasien dan mengobatinya cukup dengan duduk tenang
rileks, akhirnya pasien sembuh.
8.
Memberikan ramalan ghaib
tentang sesuatu yang sudah terjadi, sedang terjadi, atau yang akan terjadi. Seperti
menjelaskan dosa-dosa pasien yang baru datang secara terperinci atau masa lalu
pasien, menerangkan isi rumah pasien dan meramal masa depannya.
9.
Tathayyur (menghubung-hubungkan
sebuah peristiwa/fenomena alam dengan nasib baik/buruk seseorang atau suatu
kaum). Seperti seorang dianggap nasibnya sial karena dia punya rumah tepat di
pertigaan yang sering disebut rumah tusuk sate.
10.
Menggunakan media manusia,
misalnya anak kecil atau orang lain sebagai sarana jin masuk atau menggunakan
barang untuk berhubungan dengan makhluk ghaib atau untuk memohon bantuan gaib
di kamar gelap, dengan membakar kemenyan dan sesaji.
11.
Memberikan amalan bid’ah
(yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad
) dengan niat mendekatkan diri
kepada Allah seperti puasa patigeni, puasa ngrowot, puasa mutih, puasa
ngebleng, atau amalan sunnah dengan tata cara bid’ah seperti shalat malam 41
malam tanpa putus dengan pakaian yang sama, rakaat yang sama, bacaan yang sama,
di tempat terbuka yang sama, atau amalan syirik seperti menyembelih binatang
untuk kuburan gurunya atau melakukan dosa besar seperti meninggalkan Shalat
Subuh karena sedang menjalani zikir telanjang sambil berendam di sungai dari
malam hingga terbit matahari.

12.
Menggunakan benda-benda
bekas pasien, benda pusaka, atau tempat-tempat khusus sebagai syarat dalam
ritualnya untuk pengobatan atau mendapatkan solusi masalah si pasien.
13.
Melakukan sihir atas
permintaan orang lain atau menunjukkan kemampuan sihirnya, seperti menyulap
daun menjadi uang, atau menggandakan uang, jasa santet, sihir penglarisan,
sihir pelet, sihir penghalang pernikahan.
14.
Mencabut sihir dan
mengeluarkan benda-benda sihir dari tubuh pasien, seperti pecahan kaca,
kerikil, paku, kawat, atau melalui bedah tanpa berdarah, atau dengan cara
dibekam kemudian keluar kalajengking, kelabang dan sebagainya. Kemudian dikatakan
ini sihirnya sudah saya cabut, padahal benda-benda itu sudah disiapkan
sebelumnya, meskipun disembunyikan.
15.
Melakukan pemagaran/pembentengan
ghaib bagi orang yang dituju atau tempatnya agar tidak ada gangguan dari
makhluk ghaib dengan cara mengirim jin untuk menjaganya. Rasulullah
tidak pernah mengajarkan bagaimana cara
mengetahui hal-hal yang ghaib, beliau melakukan pembentengan diri dengan
dzikrullah dan doa-doa yang sangat banyak, melakukan pengobatan dengan ruqyah,
do’a, obat-obatan herbal, makanan yang baik, minuman yang baik, berbekam, dan
beliau berolah raga seperti berjalan, berlari, naik kuda, naik unta, memanah,
gulat, lempar lembing, dan berlatih pedang. Beliau pun memerintahkan agar para
sahabat mengajari anak mereka berkuda, memanah dan berenang.*

Semoga
kita sekalian dilindungi Allah
untuk tidak terjerumus dalam jebakan syetan
berupa sesatnya perdukunan. Karena semua solusi permasalahan hidup sudah
dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang jelas bertentangan dengan
cara-cara perdukunan di atas. Billahi taufiq wal hidayah, wallahu a’lam bis
showab.

(*Dikutip
dari Buku Menjadi Muslim Sehat dan Hebat dengan Ruqyah Syar’iyyah, karya
Fadhlan Abu Yasir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar