Senin, 21 Agustus 2017

WASPADAI... CIRI-CIRI PERDUKUNAN !!



Di antara ciri-ciri perdukunan yang saya dapatkan informasinya dari para pasien yang bertobat atau dukun-dukun yang bertobat, kemudian saya teliti antara lain sebagai berikut :

 1. Membutuhkan informasi tentang pasien atau orang yang dimaksud dengan menanyakan namanya dan nama ibunya untk dijadikan bahan ramalannya. Ini sebagai doktrin kufur setan yang tidak mengakui adanya pernikahan yang sah secara syariat maka nasab anak dinisbatkan kepada ibunya.
2. Menanyakan hari lahir dan pasarannya (Kliwon, Legi, Pahing, Pon dan Wage) atau orang Jawa sering menyebutnya weton (hari lahir dan pasarannya), termasuk waktu lahirnya pagi, sore, siang atau malam untuk dikaitkan dengan nasibnya. Maka banyak perhitungan dukun yang membatalkan pernikahan seseorang karena tidak cocok dengan perhitungan hari lahir calon pasangannya.
3.       Memberikan mantra-mantra, terkadang ayat tertentu dengan dibalik dan doa dengan menyebut nama jin tertentu, atau membaca mantra dan simbol-simbol tertentu sebagai pengganti mantranya agar diamalkan secara khusus dengan cara dan hitungan khusus.
4.       Meminta sesaji apa pun bentuknya, baik kemenyan, bunga-bungaan, buah-buahan, binatang, telur, benda mati dan sebagainya. Kemudian letakkan di tempat khusus yang ditentukannya.

5.       Memberikan jimat, rajah, wifiq, haikal dengan tulisan arab, benda-benda yang dianggap pusaka, potongan kayu, selembar kain, atau rajah yang dibungkus rapi dimasukkan dalam ikat pinggang, dompet, digantung dan sebagainya.
6.       Memberi informasi gaib tentang keberadaan makhluk gaib dengan ciri-ciri atau karakternya atau memberitahukan posisi orang yang kabur, posisi pencuri dan keberadaan barang yang hilang.
7.       Menunjukkan bahwa dirinya punya kekuatan ghaib, bantuan malaikat, atau bantuan jin, tenaga dalam, kebatinan, transfer energi positif atau membuang energi negatif, pengobatan jarak jauh, bahkan hanya dengan mendengar suara via telepon sudah bisa mendeteksi penyakit-penyakit pasien dan mengobatinya cukup dengan duduk tenang rileks, akhirnya pasien sembuh.
8.       Memberikan ramalan ghaib tentang sesuatu yang sudah terjadi, sedang terjadi, atau yang akan terjadi. Seperti menjelaskan dosa-dosa pasien yang baru datang secara terperinci atau masa lalu pasien, menerangkan isi rumah pasien dan meramal masa depannya.
9.       Tathayyur (menghubung-hubungkan sebuah peristiwa/fenomena alam dengan nasib baik/buruk seseorang atau suatu kaum). Seperti seorang dianggap nasibnya sial karena dia punya rumah tepat di pertigaan yang sering disebut rumah tusuk sate.
10.   Menggunakan media manusia, misalnya anak kecil atau orang lain sebagai sarana jin masuk atau menggunakan barang untuk berhubungan dengan makhluk ghaib atau untuk memohon bantuan gaib di kamar gelap, dengan membakar kemenyan dan sesaji.
11.   Memberikan amalan bid’ah (yang tidak ada contohnya dari Nabi Muhammad n) dengan niat mendekatkan diri kepada Allah seperti puasa patigeni, puasa ngrowot, puasa mutih, puasa ngebleng, atau amalan sunnah dengan tata cara bid’ah seperti shalat malam 41 malam tanpa putus dengan pakaian yang sama, rakaat yang sama, bacaan yang sama, di tempat terbuka yang sama, atau amalan syirik seperti menyembelih binatang untuk kuburan gurunya atau melakukan dosa besar seperti meninggalkan Shalat Subuh karena sedang menjalani zikir telanjang sambil berendam di sungai dari malam hingga terbit matahari.
12.   Menggunakan benda-benda bekas pasien, benda pusaka, atau tempat-tempat khusus sebagai syarat dalam ritualnya untuk pengobatan atau mendapatkan solusi masalah si pasien.
13.   Melakukan sihir atas permintaan orang lain atau menunjukkan kemampuan sihirnya, seperti menyulap daun menjadi uang, atau menggandakan uang, jasa santet, sihir penglarisan, sihir pelet, sihir penghalang pernikahan.
14.   Mencabut sihir dan mengeluarkan benda-benda sihir dari tubuh pasien, seperti pecahan kaca, kerikil, paku, kawat, atau melalui bedah tanpa berdarah, atau dengan cara dibekam kemudian keluar kalajengking, kelabang dan sebagainya. Kemudian dikatakan ini sihirnya sudah saya cabut, padahal benda-benda itu sudah disiapkan sebelumnya, meskipun disembunyikan.
15.   Melakukan pemagaran/pembentengan ghaib bagi orang yang dituju atau tempatnya agar tidak ada gangguan dari makhluk ghaib dengan cara mengirim jin untuk menjaganya. Rasulullah n tidak pernah mengajarkan bagaimana cara mengetahui hal-hal yang ghaib, beliau melakukan pembentengan diri dengan dzikrullah dan doa-doa yang sangat banyak, melakukan pengobatan dengan ruqyah, do’a, obat-obatan herbal, makanan yang baik, minuman yang baik, berbekam, dan beliau berolah raga seperti berjalan, berlari, naik kuda, naik unta, memanah, gulat, lempar lembing, dan berlatih pedang. Beliau pun memerintahkan agar para sahabat mengajari anak mereka berkuda, memanah dan berenang.*
Semoga kita sekalian dilindungi Allah l untuk tidak terjerumus dalam jebakan syetan berupa sesatnya perdukunan. Karena semua solusi permasalahan hidup sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang jelas bertentangan dengan cara-cara perdukunan di atas. Billahi taufiq wal hidayah, wallahu a’lam bis showab.
(*Dikutip dari Buku Menjadi Muslim Sehat dan Hebat dengan Ruqyah Syar’iyyah, karya Fadhlan Abu Yasir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar