“Bersikaplah
qana’ah-lah (menerima) kalian karena sesungguhnya sikap tersebut merupakan
harta yang tak akan pernah habis.” (HR. Ath-Thabrani)
Apakah itu qana’ah? Qana’ah mengandung lima perkara :
1.
Menerima dengan rela apa
yang ada.
2.
Memohon kepada Allah SWT
tambahan yang pantas diiringi usaha.
3.
Menerima dengan sabar akan
ketentuan-Nya.
4.
Bertawakkal kepada Sang
Pencipta.
5.
Tidak tertarik oleh tipu
daya dunia.
Orang yang memiliki sifat
qana’ah sesungguhnya ia telah mencukupi hartanya sekedar apa yang dalam
genggamannya dan tidak menjalar pikirannya kepada yang lain. Meskipun begitu,
ia tetap mencari penghasilan yang halal, bekerja keras dan tidak
bermalas-malasan. Karena manusia diciptakan di dunia ini untuk beribadah,
sedangkan mencari rezeki serta bekerja juga termasuk ibadah. Namun ia bekerja
bukan semata-mata berorientasi pada uang dan penghasilan akan tetapi ia ingin
berbuat sesuatu untuk dirasakan manfaatnya oleh sebanyak-banyaknya manusia.
Sebaik-baik obat untuk menghilangkan segala keraguan
dalam hidup adalah dengan berikhtiar dan percaya kepada takdir. Sehingga apapun
ujian dan musibah yang datang, ia tetap tegar dan berprasangka baik kepada
Allah SWT. Ia tidak terlarut dalam bahagia tanpa batas ketika mendapat
keuntungan dan tidak pula sedih berkepanjangan ketika ditimpa kerugian. Siapa
yang tidak qana’ah maka sungguh ia tidak percaya kepada takdir, tidak sabar dan
tidak tawakkal. Berapa banyak manusia di luar sana ketika tidak memperoleh
sesuatu yang diinginkannya, pikirannya stress, emosi tak terkendali, terserang
penyakit-penyakit psikis dan mental yang aneh, bahkan ada yang gila, hilang
akal dan berujung dengan bunuh diri karena putus asa dalam hidupnya.
Bagi orang yang benar-benar qana’ah, dia akan selalu
berada dalam bimbingan Allah SWT, sehingga dia ridha menerima apa pun yang
sudah menjadi ketentuan-Nya. Jika ditimpa kesusahan hidup, ia tetap tenang
bahkan itu dijadikan sebagai pengingat kelemahan dirinya dan memohon kekuatan
dari Rabbnya. Jika dihujani rahmat, ia bersyukur dan tidak menjadi sombong
karenanya. Orang yang qana’ah begitu percaya dengan takdir-Nya sehingga apa
saja yang terjadi di dunia ini pasti baik menurut pandangan Allah dan pasti
banyak hikmah positif yang bisa diambil dari kejadian tersebut.
Qana’ah adalah pangkal kekayaan sejati. Gelisah adalah
kemiskinan yang sebenarnya. Maka tidaklah dapat disamakan antara tenang dan
gelisah, kesusahan dan kebahagiaan, kemenangan dan kekalahan, putus asa dan
optimis. Keadaan-keadaan yang terpuji itu terletak pada qana’ah dan semua yang
tercela itu terletak pada gelisah. Karena qana’ah-lah yang menyebabkan generasi
awal umat ini mendapatkan keberhasilan dan kemenangan dalam menyebarkan Islam
secara luas. Mereka berkorban dan berjuang di berbagai medan pertempuran, tak
takut dan tak gentar ketika menghadapi musuh. Tujuan mereka hanyalah satu, agar kalimat Allah menjadi yang paling
tinggi dari segala-galanya. Oleh sebab itu mereka pandang murah nilai harta
benda, rumah, kendaraan bahkan keluarga. Semua itu mereka tinggalkan demi
membela dan menjunjung tinggi kalimat Allah SWT.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menarik kesimpulan
bahwa qana’ah itu adalah menempatkan Allah di atas segala sesuatu. Lantas,
apakah ini berarti manusia tidak perlu bekerja? Hidupnya cukup dengan
berdekatan dengan Allah saja? Tidaklah begitu yang Islam kehendaki. Justru
qana’ah adalah modal penghidupan, prinsip yang harus dipegang teguh oleh
seorang muslim dan muslimah. Bukan seperti yang dikatakan oleh sebagian orang
bahwa qana’ah itu melemahkan hati, memalaskan pikiran dan mengajak berpangku
tangan. Yang benar adalah Islam mengajak pengikutnya untuk sukses dalam hidup,
menyuruh umatnya maju dan tampil terdepan dalam perjuangan dengan gagah perkasa
serta dibarengi dengan sikap qana’ah dan bersahaja. Maka pertanyaannya adalah,
Dapatkah menjadi kaya tanpa usaha? Dapatkah menjadi alim tanpa belajar?
Dapatkah mencapai kemuliaan tanpa menempuh jalannya? Begitulah, kapal laut pun
tak dapat dilayarkan di daratan!
Yang diinginkan dari sikap qana’ah adalah untuk menjaga
kesederhanaan hidup, agar hati selalu tentram dan tidak tenggelam dalam
gelombang dunia yang melalaikan. Orang yang qana’ah tidak hanya berpikir
tentang uang dan harta benda saja. Karena ia berkeyakinan bahwa rezeki itu
datangnya dari Allah, telah dibagi-bagi secara tepat dan tak mungkin tertukar.
Jika banyak harta bendanya, ia tetap pada prinsip untuk selalu bersyukur dan
hidup bersahaja. Banyaknya harta itu tidak menjadikan ia lalai beribadah kepada
Rabbnya. Jika sedikit harta bendanya, ia tetap terlihat tenang dan merasa cukup
dengan yang ada. Tidak ada hasad dan dengki dalam dirinya dari apa yang ada
pada tangan orang lain. Dan kekayaan hati ini, hanya dapat kita temui pada
teladan orang-orang yang qana’ah. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar