Minggu, 22 Oktober 2017

SUDAHKAH ANDA RUTIN BERBEKAM ?



Toxin / racun yang keluar ketika dibekam

Pembaca yang budiman,
Kita telah sama-sama mengetahui bahwa khasiat dan manfaat hijamah (berbekam) itu sangat agung baik di masa yang lalu, sekarang dan untuk masa yang akan datang. Mungkin telah ribuan bahkan jutaan kasus berbagai penyakit yang telah sembuh hanya dengan merutinkan terapi hijamah / bekam ini. Mulai dari stroke, kanker, hipertensi, insomnia, vertigo, asam urat, kolesterol, gatal-gatal, dan lain-lain, semua bisa sembuh dengan terapi mukjizat ini. Dan uniknya lagi, terapi bekam ini telah diakui dan dipraktekan oleh seluruh para terapisnya di semua belahan dunia, baik muslim maupun non muslim.
Ketika kita telah merasakan nikmatnya melakukan terapi ini, kemudian timbul pertanyaan, “Kapan lagi saya harus dibekam ya?” atau “Sebaiknya berapa lama lagi saya harus dibekam?” maka kami jawab, bahwa waktu yang terbaik untuk merutinkan berbekam adalah jarak antara satu hingga tiga bulan sekali, ini untuk pasien yang normal. Sedang untuk pasien dengan penyakit yang sudah agak kronis, maka kami sarankan untuk rutin berbekam dalam jarak waktu dua pekan sekali atau dalam sebulan hendaknya melakukan dua kali terapi bekam.
Sedangkan untuk tanggal dan hari terbaiknya bisa kita simak dari hadits-hadits berikut ini :
Dari Anas, bahwa Rasulullah SAW biasa berbekam pada akhda ‘ain dan tengkuk. Beliau berbekam pada tanggal 17, 19 dan 21 hijriyah (HR. Tirmidzi 51/Hasan)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa berbekam pada tanggal 17, 19, 21 maka itu akan menyembuhkan semua penyakit.” (HR. Abu Daud 3861/Hasan)

PROSESI GURAH YANG BAIK DAN BENAR


PROSESI GURAH YANG BAIK DAN BENAR



Proses pengobatan gurah hidung dari awal hingga selesai bisa dikelompokkan menjadi beberapa tahap, yaitu :
1.       TAHAP PERSIAPAN
a.      Menyiapkan fasilitas terapi gurah. Sebelum meramu bahan, sebaiknya terapis memperhatikan kebersihan dan kualitas bahan-bahan ramuan. Melengkapi dan menyiapkan peralatan gurah.
b.  Terapis meramu ramuan gurah. Perlu diperhatikan tentang ketepatan komposisi ramuan gurah tetes ini, agar hasilnya maksimal dan memuaskan semua pihak.
c.       Pasien diberi penjelasan tentang prosesi gurah, baik tentang reaksinya yang tidak terlalu sakit, manfaat gurah, pantangan makanan dan minumannya pasca terapi, agar tenang dalam menjalani terapinya.
2.       TAHAP PENGGURAHAN
a.       Siapkan ramuan dan pipet penyedot. Kemudian terapis menyarankan pasien untuk berdo’a walaupun hanya dalam hati.
b.      Pasien berbaring terlentang, posisi kepala mendongkak ke bawah di depan tempat penggurahan agar ramuan cepat masuk dalam lubang hidung.
c.       Masukkan ramuan gurah ke dalam lubang hidung pasien dengan 2 pipet dan 2 tangan secara bersamaan. Pada tahapan ini disertai beberapa perintah :
                                                               i.      Menahan nafas selama 15-20 detik (sebelum hingga setelah ramuan diteteskan)
                                                             ii.      Setelah itu, pasien diperintahkan menelan ramuan. Maka ramuan akan masuk ke dalam saluran pernafasan dan saluran pencernaan bagian dalam.
                                                            iii.      Lalu setelah kurang lebih 15-20 detik menelan ramuan, pasien dibalik dengan posisi tengkurap.
                                                           iv.      Setelah itu mulutnya dibuka lebar-lebar, agar lendir lebih mudah keluar. Dan dianjurkan agar bernafas dengan mulut, sebab lubang hidung akan penuh dengan lendir yang akan keluar.
                                                             v.      Untuk menambah ketenangan dan mempercepat reaksi gurah, terapis dianjurkan memijat punggung pasien dan pundaknya kemudian leher dan bagian samping kepala, dengan pijatan yang lembut dan tidak terlalu keras serta dengan teratur/berurutan, dari tubuh bagian bawah ke tubuh bagian atas (dari punggung terus ke kepala).
Ini adalah posisi penggurahan yang paling aman dan insya Allah reaksi ramuan gurah akan cepat bekerja.

Minggu, 08 Oktober 2017

APA SIH PENYAKIT ‘AIN ITU ??



 Pembaca yang budiman, pernah kah kita mendengar tentang penyakit ‘ain ? Sesungguhnya ‘ain itu adalah haq dan benar adanya, serta mempunyai pengaruh yang dapat membinasakan. Oleh sebab itu ia biasa dikenal sebagai penyakit ‘ain dan orang yang mempunyai kekuatan ‘ain itu disebut orang yang bermata tajam.
Ada kisah seseorang dari Arab yang berkhalwat (menyepi) dan tidak makan selama dua atau tiga hari. Kemudian dia berdiri di samping kemah, lalu ada unta-unta dan kambing-kambing yang melewatinya. Melihat segerombolan hewan itu orang tersebut berkata, “Aku tidak pernah melihat unta-unta dan kambing-kambing yang lebih bagus selain yang kulihat pada hari ini.” Belum lagi hewan-hewan itu berjalan jauh lalu tiba-tiba pada berjatuhan dan mati seketika.
Melihat kejadian itu orang-orang kafir menyuruh orang tersebut supaya mencelakakan Rasulullah SAW dengan ‘ainnya dan ia pun menyetujujinya. Ketika Rasul SAW lewat, orang itu (Al-Abbas bin Mirdas) mendendangkan syair, “Kaum mu telah menganggap kamu sebagai tuan dan aku anugerahi, bahwa kamu adalah tuan yang terkena ‘ain,”
Lalu Allah SWT melindungi Rasulullah SAW dan turunlah ayat 51 dari Surat Al-Qalam :
51. Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar Al Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila."
Ibnu Abbas, Mujahid dan lainnya berkata, “menggelincirkan kamu” yakni mempengaruhi kamu, “dengan pandangan mereka” yakni memandang kamu dengan mata-mata mereka yakni mendengki kamu karena kebencian mereka kepada kamu yakni menimpakan ‘ain dengan mata mereka, sekiranya tidak ada perlindungan Allah SWT kepada kamu dari mereka.